Kemanakah Bakal Suara Pemilih Jawa Pilkada 2024 di Sumsel?

  • Whatsapp

Pilarinformasi.com, OKI– Dengan santernya Ketua DPRD Sumsel Dr Hj RA Anita Noeringhati SH MH yang digadang menjadi pendamping Bakal Calon Gubernur Sumsel Ir. H. Mawardi Yahya dimungkinkan bisa berebut suara pemilih etnis Jawa dengan pasangan Herman Deru-Cik Ujang (HDCU) pada Pilkada Sumsel 2024 nanti.

Terkait dengan pemilih Jawa di Sumatera Selatan memang benar pemilih Jawa di Sumsel itu berkisar antara 28 sampai 31 persen. Beberapa data menyebutkan seperti itu.

“Memang unik di Sumatera Selatan pemilih Jawa sebenarnya cenderung tidak mengidentifikasi sebagai atau mengasosiasi diri terlalu etnosntrisme kejawaannya tersebut,” Ungkap Peneliti Public Trust Institute Fatkurohman, Senin (13/5/2024).

Ada beberapa hal yang mendasari hal itu. Pertama, Jawa Sumatera ini cenderung moderat untuk bisa menyatu dengan etnis lokal.

Maka dengan demikian bahwa politik pemilih Jawa ini lebih cenderung tidak frontal. Dengan demikian sebenarnya pemilih Jawa tidak langsung bisa mengasosiasikan tokoh berasal dari Jawa.

“Apakah Jawa ini akan bisa sepenuhnya memilih para tokoh yang muncul di Pilgub misalkan ada etnis Jawa, ini perlu kajian yang lebih mendalam lagi,” Ujarnya.

Karena ada satu hal menjadi salah satu kajian menarik misalkan masyarakat transmigran Jawa itu akan cenderung mengikuti apa arahan pemimpin lokal.

Ini misalkan di Banyuasin cukup dekat dengan Kota Palembang. Misalkan pemilih cenderung memilih tokoh-tokoh yang misalkan mengasosiasikan diri berasal dari kalangan birokrat ataupun dari pemimpin sebelumnya.

Kecenderung ke wilayah situ. Contoh di Banyuasin, Amiruddin Inoed ketika berkompetisi dipilih. Begitu juga dengan Yan Anton Ferdian ketika diasosiasikan bagian dari pemimpin itu cenderung lebih dipilih oleh pemilih Jawa.

Begitu juga dengan Askolani ketika diasosiasikan diri sebagai penerus pemimpin sebelumnya, ini cenderung akan memilih pemimpin yang mengasosiasikan kepada pemimpin sebelumnya.

“Artinya disini kecenderungan soft. Tidak ada perlawanan secara frontal didalam pilihan politik. Ini yang menarik dalam kajian,” Kata Koordinator Wilayah Public Trust Institute ini.

Begitu juga di OKU Timur, kecenderungan ada semacam mengasosiasikan diri bagaimana pemilih Jawa melihat tokoh tidak hanya kesukuan, akan tetapi tokoh yang dekat melekat dengan pemilih Jawa.

Ketikapun orang itu berasal dari luar Jawa. Ketika dia memberikan perhatian dan juga melekat dengan etnis Jawa. Pemilih etnis Jawa akan lebih soft. Artinya tidak serta merta orang berasal dari Jawa itu akan menjadi pilihan orang Jawa di Sumsel.

Karena ada pertimbangan latar belakang sosiologis dari masyarakat Jawa itu sendiri yang merupakan salah satu pendatang. Karena hal ini sebagai bagian hal masyarakat itu untuk lebih menyatu dengan etnis lokal.

Ketika berbenturan dengan etnis lokal, kecenderungan ini yang sangat dihindari oleh pemilih Jawa terutama di wilayah Sumsel. Ini menarik dari kajian kultur wilayah Sumsel.

Bagaimana dengan munculnya dengan tokoh-tokoh berasal dari Jawa?

“Sebut saja memang misalkan ada Ibu Anita Noeringhati menjadi salah satu pilihan dari perwakilan masyarakat Jawa.

Menjadi pertanyaan selanjutnya adalah seberapa besar keterkenalan ketokohan dari Ibu Anita Noeringhati dari kacamata pemilih Jawa?,” kata mantan Sekjen IKA FISIP Unsri.

Bakal Calon Gubernur Sumsel H Herman Deru SH MM yang digadang bakal berpasangan dengan H Cik Ujang SH dimungkinkan berebut suara pemilih etnis Jawa dengan Dr Hj RA Anita Noeringhati SH MH yang digadang akan menjadi pendampingnya Bakal calon Gubernur Sumsel Ir H Mawardi Yahya pada Pilkada Sumsel 2024 nanti.

Dari beberapa segi pemilih Jawa misalkan di Tugumulyo, Musirawas misalnya ditanya atau di Banyuasin atau di Air Sugihan OKI, justru lebih populer itu Pakde Slamet (mantan Wabup Banyuasin) dalam hal mengasosiasikan diri sebagai tokoh Jawa. Karena secara politik sudah lama dan mengakar di basis-basis pemilih Jawa.

Selanjutnya misalkan wilayah Musirawas ada Suwarti (Hj Suwarti Burlian) cukup dikenal oleh pemilih Jawa. Ini menjadi perhatian serius terkait dengan bagaimana mengamati pemilih Jawa.

Perlu digarisbawahi juga pembagian wilayah-wilayah Jawa. Kalau di OKU Timur dan sekitarnya saya pikir cukup besar pemilihnya untuk pemilih Jawa. Kecenderungan lebih kepada Herman Deru dibandingkan tokoh yang lain.

Di OKU Timur itu hampir 50 persen menjadi pemilih Jawa dari zaman kolonial. Begitu juga di Musirawas Herman Deru lebih populer di kalangan pemilih Jawa.

Bahkan di Pemilu 2018 lalu tokoh Herman Deru itu justru unggul di basis-basis Jawa yang cukup mencolok. Misalkan di Tugumulyo, Megang Sakti, Herman Deru unggul sehingga membuat persaingin tipis dengan Dodi Reza Alex waktu itu.

Begitu juga dengan Banyuasin persaingannya cukup tipis. Beberapa basis Jawa justru cenderung dikuasai oleh Herman Deru karena melekat, bahkan bisa berbahasa Jawa.

Kemudian di Sungai Lilin Muba, ini justru menjadi kunci kemarin menjadi agak jauh jaraknya Herman Deru denghan Dodi Reza Alex karena kemenangan OKU Timur dibandingkan dengan kemenangan Muba itu justru jauh dibandingkan Herman Deru dengan Dodi.

Artinya ada penguasaan basis yang dilakukan Herman Deru terutama basis-basis Jawa dan banyak pemilih Jawa banyak juga di wilayah Sungai Lilin memilih Herman Deru.

Ini menjadi salah satu perhatian serius jika ingin menggarap pemilih Jawa. Artinya di sini tidak serta merta pemilih Jawa itu akan memilih tokoh Jawa. Ada faktor hal eksternal, faktor sosiologis yang melatar belakangi itu.

“Salah satu faktor adalah ketidakinginan pemilih Jawa itu bersikap politik frontal. Artinya lebih soft dalam pilihan politik.

Sangat terbuka untuk memilih tokoh Jawa itu gak. Maka banyak seklai tokoh-tokoh lokal justru diterima oleh basis-basis pemilih Jawa,” terang Fatkurohman.

Seperti diketahui mantan Wagub Sumsel Ir H Mawardi Yahya sebelumnya mendeklarasikan pasangan MAHAR (Mawardi – Harnojoyo).

Namun di perjalanan, Harnojoyo yang mantan Walikota Palembang dan juga mantan Ketua DPC Partai Demokrat tidak bisa mendapatkan tiket Partai Demokrat yang belakangan restu AHY didapatkan H Cik Ujang SH.

Selanjutnya Harnojoyo diberikan kesempatan untuk mendapatkan tiket dari Partai Golkar. Namun partai berlambang Pohon Beringin ini akan mengusung kadernya yang akan disandingkan dengan Mawardi.

Dengan hadirnya Anita Noeringhati ini bakal menjadi wanita pertama Tokoh Perempuan yang maju. Anita dinilai dikenal sebagai Ketua DPRD Sumsel, anggun, pergaulan bagus, dan asli Jawa.

Sekedar informasi, Bakal Calon Gubernur Sumsel Mawardi Yahya yang sebelumnya mendeklarasikan diri akan berpasangan dengan mantan Walikota Palembang Harnojoyo, kini dikabarkan bakal beralih menggandeng Ketua DPRD Sumsel RA Anita Noeringhati.

Terkait dengan kabar bubarnya koalisi pasangan MAHAR (Mawardi – Harnojoyo) dan kini digadang beralih berpasangan dengan Ketua DPRD Sumsel RA Anita Noeringhati, Mawardi pun memberikan penjelasan.

“Sebenarnya rencana saya kemarin kita sudah bersama Pak Harnojoyo. Tapi bersama Pak Harnojoyo waktu itu kesepakatan kita Pak Harnojoyo bisa membawa Partai Demokrat.

Ternyata Partai Demokrat gagal tidak bisa dibawa dan tidak mendukung Harno. Dengan sendirinya karena ini kita butuh tiket mau tidak mau kita kan cari partai lain,” Jelas Mawardi beberapa waktu lalu.

Mawardi masih memberikan kesempatan kepada mantan Ketua DPC Partai Demokrat Palembang ini kalau dirinya masih bisa mendapatkan partai lain untuk mengusungnya.

“Tapi dalam syarat partai yang tergabung dalam KIM (Koalisi Indonesia Maju). Tapi seandainya partai yang tergabung dalam Koalisi Indonesia Maju itu akan mempersyaratkan kader dia sendiri untuk wakil sebagai pendamping saya, saya siap menerimla, mungkin dengan Pak Harno, mungkin bila kita terpilih kita carikan posisi beliau dalam membantu kita untuk mensukseskan pembangunan Sumatera Selatan ke depan,” Katanya.

Didukung 3 Partai Besar

Sinyal Bakal Calon Gubernur Sumsel Ir H Mawardi Yahya bakal maju Pilkada Sumsel 2024 menguat mengantongi 29 kursi dari 3 partai besar.

Bahkan mantan Wakil Gubernur Sumsel yang dikabarkan bakal beralih menggandeng Ketua DPRD Sumsel Dr Hj RA Anita Noeringhati SH MH untuk menjadi wakil pasangannya ini masih berpeluang mendapat tambahan perahu Parpol lainnya.

Seperti diketahui Pilkada tahun 2024 memiliki syarat dan ketentuan sesuai dengan amanat undang – undang Nomor 10 tahun 2016,

Partai Politik dapat mendaftarkan pasangan calon gubernur dan wakil gubernur dengan menggunakan persentasi akumulasi jumlah kursi hasil pemilu terakhir dengan persentase 20 persen dari jumlah kursi yang ada di Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD). DPRD Sumsel sendiri memiliki 75 kursi.

Selanjutnya Harnojoyo diberikan kesempatan untuk mendapatkan tiket dari Partai Golkar. Namun partai berlambang Pohon Beringin ini akan mengusung kadernya yang akan disandingkan dengan Mawardi.

Dengan Hadirnya Anita Noeringhati ini bakal menjadi wanita pertama Tokoh Perempuan yang maju. Anita dinilai dikenal sebagai Ketua DPRD Sumsel, anggun, pergaulan bagus, dan asli Jawa.

RA Anita Noeringhati sendiri mengatakan akan menggelar pres rilis terkait namanya santer mendampingi Mawardi Yahya di Pilgub Sumsel 2024.

“Nanti setelah ini (rapat), aku press release ya, ok,” kata Anita selepas paripurna DPRD Sumsel, Senin (13/5/2024).

Anita yang juga ketua harian DPD Golkar Sumsel ini pun disinggung soal ditanya kepastiaan akan bersama Mawardi Yahya, ia hanya menjawab simpel.

“Alhamdulillah mudah-mudahan koalisi KIM (Koalisi Indonesia Maju) sudah ada 3. Gerindra, Golkar dan PAN juga mungkin ada partai yang lain tapi masih menunggu proses lobi politik. Yaa, kita sama-sama tunggu dinamika politik kedepan,” ungkap Panglima Pemenangan Tim MAHAR (Mawardi – Harnojoyo) Ir H Syahrial Oesman MM dilansir dari Sripoku.com, Senin (13/5/2024).

Jika dijumlahkan setidaknya mantan Bupati Ogan Ilir dua periode ini bakal mengantongi 29 kursi itu DPRD Sumsel 2024-2029, yakni dari Partai Golkar 12 kursi, Partai Gerindra 11 kursi, dan PAN (Partai Amanat Nasional) 6 kursi.

Jika dijumlahkan setidaknya mantan Bupati Ogan Ilir dua periode ini bakal mengantongi 29 kursi itu DPRD Sumsel 2024-2029, yakni dari Partai Golkar 12 kursi, Partai Gerindra 11 kursi, dan PAN (Partai Amanat Nasional) 6 kursi.

“Alhamdulillah sudah kita prediksi sejak awal dulu. Keberhasilan Pak Mawardi untuk memenangkan Prabowo. Kalau Prabowo menang, Pak Mawardi sudah punya elektoralnya naik dan DNA-nya jelas DNA Presiden Terpilih, Partai Gerindra,” kata Gubernur Sumsel periode 2003-2008. (Edi)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *