Pandangan Pengamat Kota Palembang Ade Indra Chaniago: Pilkada Palembang Belum Seksi, Masih Sibuk Berlomba Kejar Elektabilitas

  • Whatsapp

Pilarinformasi.com, Palembang-Mengutip pandangan yang disampaikan oleh Dosen Stisipol Chandradimuka Pengamat Politik Ade Indra Chaniago M.Si beberapa hari lalu (red.sripoku) mengaku hingga kini Pilkada Kota Palembang yang akan digelar 27 November 2024 mendatang masih belum seksi.

Kalau bicara Pilkada Kota Palembang sebenarnya secara pribadi saya tidak speechless. Bingung mau ngomong apa. Karena memang tidak ada yang menarik dari Pilkada Kota Palembang 2024 nanti buat saya.

“Hari ini yang ada program pembodohan karena yang disajikan semua tebar pesona saja. Berlomba, berebut mengejar popularitas,” Ulas Ade Indra Chaniago pada Selasa, 21 Mei 2024.

Sebetulnya kata Ade, tidak bisa juga disalahkan, karena persoalannya ketika bicara politik elektoral yang dibutuhkan hanya dua, yakni Pertama “Popularitas dan yang Kedua Isi Tas (kemampuan finansial)”.

“Nah ini yang kita tidak mau, karena lagi-lagi rakyat yang dikorbankan. Kalau begini demokrasi keluar dari prinsip dasar demokrasi yang seharusnya dari rakyat, oleh rakyat dan dinikmati oleh rakyat,” Kata Ade.

“Tapi faktanya tidak seperti itu, Faktanya dari dan olehnya rakyat. Tapi persoalannya untuknya ini untuk oknum pejabatnya saja”, Urai Ade.

“Itu alasan kenapa bahwa ini tidak seksi,” Ujarnya.

Padahal harapannya rakyat disuguhkan dengan hal-hal yang lebih substantif. Seperti bicara program sehingga sama-sama mendidik masyarakat untuk menggunakan nalar sehat atau akal sehat, cerdaslah memilih.

“Jadi bukan malah membodohi rakyat. Membuat rakyat terus tertipu. Kata orang Palembang itu tebudi,” Terangnya.

Ia juga berharap elit-elit ini untuk lebih mencerdaskanlah, jangan justru merawat kebodohan dan memilihara kemiskinan rakyat untuk terus bisa berkuasa dan ayo cerdaskan rakyat.

“Kepada rakyat saya pikir satu kata yaitu “Stop Tebudi” Jangan lagi kita melakukan kesalahan berulang karena memilih karena motifnya uang, atau isi tas.Tapi kita yang dikorbankan,” Tegas kandidat Doktor Ilmu Politik dari Universitas Indonesia

Ade menyebut lebih dari 20 tahun ini cukup sudah rakyat dibodohi, cukup sudah rakyat dijadikan alat para elit untuk tetap bisa berkuasa.

“Kuncinya jangan lagi tebudi. Kalau ada yang ngasih uang, ambil saja uangnya dan haram untuk dipilih,” Ungkapnya.

Ade melihat prinsip dasar hari ini supaya politik elektoral ini bisa menghasilkan pemimpin yang sesuai dengan harapan kita yang mampu menjawab harapan dan keinginan kita kedepan terutama dengan persoalan-persoalan yang ada di depan mata kita.

Begitu banyak persoalan di hadapan kita hari ini di Kota Palembang. Tapi belum satupun calon yang menawarkan kepada kita apa sih program yang akan mereka lakukan ketika mereka memimpin Kota Palembang kelak.

“Jadi perlu diingat Kota Palembang ini Ibukota Provinsi dan ini harus menjadi barometer bagi kabupaten/kota lainnya yang ada di Sumatera Selatan.

Kita berharap kepada rakyat taglinenya atau jargon kita “Stop Tebudi”,” Pungkasnya.

Dari pengamatan dan menyimpulkan perihal pandangan pengamat politik Ade Putra Chaniago, maka kami menjumpai Kandidat yang telah disambut baik oleh pengurus DPC PDIP Kota Palembang yang maju sebagai Bacalon Wawako Palembang dari Kader PDIP Muhammad Aidil Adhari, ST yang akrab dengan kedekatannya dengan warga masyarakat disapa HERI yang telah menyusun konsep untuk Kota Palembang dengan Slogan “BERSINAR” (Bersinergi dengan Aspirasi Rakyat) yang bertujuan yakni Segala bentuk program pemerintah dalam menjalankan pemerintah berangkat dan berpijak dari aspirasi rakyat.

Menurut bacalon Wawako Palembang di Pemilukada tahun 2024 Heri yang perlu kita ketahui bersama agar warga masyarakat tidak lagi adanya Pembodohan, atau Tebudi bila konsep pemikirannya didukung olehbwarga masyarakat Kota Palembang.

“Selama ini yang terekam oleh warga masyarakat lebih banyak menjalankan pokok pikiran segolongan atau komunitas tertentu yang mana isi dan tujuan selalu kontradiksi dengan kesejahteraan warga masyarakat,” Terang Heri.

Lanjut Heri menambahkan,” Warga masyarakat mendambakan dipimpin untuk pemimpin Kota Palembang dalam menjalankan pemerintahan bukan kader karbitan dan pencitraan tetapi kader pemimpin yang memang tumbuh dari kecermatan dan kepedulian yang dipadukan cita-cita dari berbagai elemen masyarakat sehingga efektifitas suatu konsep membangun benar-benar bersinergi dengan aspirasi rakyat,” Jelas Heri.

Menyimak perkembangan yang ada dan dirasakan oleh warga masyarakat Kota Palembang, menginginkan calon pemimpin yang merebut simpati, terbukti, bersih, jujur, tegas dan bersama rakyat tentunya.

Harapan warga Kota Palembang yang terkesan Tebudi kiranya terhenti dan kini warga sudah cerdas dan selektif. Bila masih terkontaminasi praktek “Besak Siraman” jangan bermimpi Menuju Palembang Bisa. ( Edi )

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *