Pilarinformasi.com, Ogan Ilir- Kerajinan tangan Kain Songket masyarakat Ogan Ilir Sumatera Selatan, produksinya terus ada karena ini merupakan salah satu Kerajinan Tangan yang sudah turun temurun.
Pusat dan Sentra produksi songket di Bumi Caram Seguguk ini sekarang lagi sibuk-sibuknya melayani pesanan yang jumlahnya lumayan banyak karena memasuki masa tahun proklamasi.
Kabar baik bagi pengrajin Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di Ogan Ilir yang dapat menambah Pendapatan Asli Daerah (PAD) secara signifikan disuasana tahunan seperti ini.
Salah satu Toke atau tempat Produksi Songket, Elita Songket yang berada di Desa Limbang Jaya II, Kecamatan Tanjung Batu Kabupaten Ogan Ilir Sumatera Selatan.
Nurlita atau Elita yang merupakan Pengusaha Hasil Kerajinan Kain Songket menyampaikan, Pangsa pasarnya saat ini sangatlah sulit, makanya disaat memasuki masa tahun proklamasi kemerdekaan seperti ini permintaan Kain Songket meningkat dan bisa dikeseluruhan wilayah Indonesia bahkan keluar Negeri karena adanya masyarakat Indonesia yang menetap diluar negeri.
Pembuatan kain songket ini bermacam-macam selain songket pewarna tekstil, kain yang menggunakan pewarna alam sangat banyak diminati tergantung wilayah.
“Dominannya, Peminat kain songket pewarna alam banyak dari kalangan ibu-ibu pejabat Karena memang memiliki ciri khas tersendiri,” ucap Elita ditemui di kediamannya Desa Limbang Jaya II,(07/8/2024).
Ada beberapa jenis warna dan bentuk Kain Songket ini misalnya, warna hijau yang diekstrak dari tumbuhan mahoni, secang, mengkudu, daun mangga, kangkung air, daun tarum, kemudian warna kuning dari kunyit dan jengkol, pink dari kombinasi akar mengkudu dan getah minang, untuk warna abu-abu dari akar mengkudu, jelas Elita yang lebih dari 20 tahun menggeluti bisnis kain songket ini, saat ini Elita sudah mempekerjakan 200 pengrajin kain songket yang berasal dari desa setempat, jelasnya perlu ketelitian dalam pembuatan songket pewarna alam.
“Untuk hasil pembuatan kain songket ini bisa memakan waktu sampai satu bulan per helainya, Namun alhamdulillah pengrajin kami ada banyak,” kata Elita.
Kain Songket yang menjadi primadona dan banyak peminat diantaranya songket Bunga Cina, Lepus, Tembaga,Dodot yang harganya bisa dibanderol mulai Rp2,2 juta hingga Rp 3 juta per set.
Masih katanya, untuk Motif lainnya seperti Naga Besaung, Kenangan Makan Ulat, Bintang Berantai, Pulir dan ada beberapa motif-motif cantik lainnya, untuk hasil produksinya Elita bisa menghasilkan puluhan set kain songket tiap minggunya.
“Kepada pemerintah atau Duta wisata harapan kami untuk Pangsa pasarnya kami mohon bantuannya demi meningkatnya UMKM di bidang busana dan fashion seperti songket Ogan Ilir karena beberapa faktor, diantaranya kualitas barang, harga kompetitif, pengemasan, hingga kepercayaan pembeli yang tak hanya berasal dari dalam negeri, namun juga luar negeri agar bisa memasuki pasar global, pernah juga kami melayani pemesanan dari Brunei Darussalam,” kata Elita.
Dirinya berharap pemerintah daerah dapat terus mendorong promosi kain songket asal Ogan Ilir agar lebih masif lagi.
“Mudah-mudahan ke depan dapat lebih melejit lagi untuk kemajuan perekonomian khususnya UMKM,” ucap Elita. (Herman)