Pilar informasi.com PALEMBANG — Dinas Pendidikan provinsi Sumatera Selatan (Disdik Sumsel) bekerjasama dengan E-KRAP Indonesia resmi luncurkan Kurikulum Muatan Lokal, keberagaman pangan yang selaras dengan visi misi bapak Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto dan program unggulan Gubernur Sumsel H. Herman Deru tentang Gerakan Sumsel Mandiri Pangan.
Plt Kadisdik provinsi Sumatera Selatan Hj. Mondyaboni, SE., S.Kom., M.Si., M.Pd melalui Kasi Kurikulum SMK Lis Parida, ST., M.Pd mengatakan, kurikulum baru ini merupakan inisiasi sejak tahun 2024 dan kini diimplementasikan di 34 sekolah piloting project, terdiri dari 17 SMA dan 17 SMK Se-Sumatera Selatan.
” Kami sudah menyusun dokumen kurikulum lengkap, mulai dari elemen pembelajaran, alur tujuan pembelajaran artinya sekolah sekolah kini sudah bisa langsung menerapkan kurikulum ini disekolah masing-masing,”ungkap Lis Parida saat dijumpai awak media diruang kerjanya. Senin (27/10/2025).
Menurutnya, kurikulum tersebut telah dikembangkan secara komprehensif oleh tim pengembang kurikulum yang melibatkan unsur dinas pendidikan, pengawasan baik SMA dan SMK serta perwakilan sekolah sekolah pelopor. Penerapan kurikulum ini juga menyesuaikan dengan karateristik masing masing satuan pendidikan.
“Di dalam struktur kurikulum yang baru, muatan lokal keberagaman pangan diberikan selama 2 jam pelajaran perminggu materi pembelajaran diarahkan agar siswa tidak hanya mengenai potensi pangan lokal, tetapi juga termotivasi menjadi wirausaha muda,”beber Lis Parida
Disdik Sumsel bersama E-KRAP Indonesia juga gencar melakukan sosialisasi dan bimbingan teknis (bimtek) kepada kepala sekolah serta guru pelopor di 17 kabupaten/kota di Sumatera Selatan.
“Kegiatan sosialisasi sudah kami lakukan keberbagai SMA dan SMK di seluruh Sumsel. E-KRAP juga mendukung penuh melalui bimtek agar implementasi kurikulum bisa berjalan maksimal,”jelas Lis Parida
Lis Parida berharap, seluruh satuan pendidikan khususnya di Sumatera Selatan dapat segera mengadopsi kurikulum muatan lokal keberagaman pangan dan menjadikannya bagian dari proses pembelajaran yang produktif berdaya guna. Program ini bukan sekedar inovasi kurikulum, tetapi juga gerakan besar untuk mencetak generasi muda mandiri dan cinta produk lokal.
“Harapan kita kurikulum muatan lokal keberagaman pangan nanti juga akan bermuara pada penciptaan wirausaha muda dikalangan pelajar teori. Tapi juga bisa mengembangkan potensi lokal menjadi peluang ekonomi, dengan terobosan ini dinas pendidikan Sumsel optimis akan menjadi motor penggerak kemandirian pangan dan ekonomi lokal di masa depan,”tutup Lis Parida.(Akip)






